in

“Kau patah balik!” – [Video] Orang Kampung Memberontak Halau Ambulans Nak Kebumikan Mayat Pesakit Covid-19 Sebab Takut Jangkit

Orgkampung4 E1625278424938

Ikuti kami di Facebook, Youtube, Twitter, and Instagram untuk berita terkini setiap hari.

Disebabkan merebaknya wabak Covid-19 di seluruh dunia ini, ia sudah semestinya mencetuskan rasa panik semua orang. Tapi berpada-padalah jangan sampai hilang pertimbangan macam kejadian yang berlaku di negara jiran ini.


Sikap paranoid mereka ini sehingga menimbulkan prasangka buruk dan stigma negatif terhadap pesakit dan jenazah positif Covid-19. Kita sedia maklum biasanya orang luar dari negara asal virus ini bukan lah pembawa tapi mereka dijangkiti.

Sehinggakan sanggup ‘singkirkan’ jenazah malang itu semata-mata bimbang dan takut diri berjangkit.

 

Halau sampai lempar batu & kayu

Dalam video kejadian tersebut, nampak penduduk berkerumun untuk membanteras pemakaman jenazah korban Covid-19 turut menjadi penduduk di kampung tersebut.

Menurut Tribun, kejadian berlaku di Jawa Tengah, video yang dikongsikan menerusi instagram @entebahluuul itu memperlihatkan perlakuan tidak menyenangkan masyarakat kepada petugas medik yang hendak kebumikan jenazah.

 

Seluruh warga desa itu memberontak enggan menerima jenazah itu dikebumikan di kampung mereka sampaikan jenazah itu terpaksa dipindahkan keesokan harinya.

Mereka halau ambulans itu daripada masuk kawasan mereka kerana ada bawa jenazah positif Covid-19. Laluan mereka dihalang dan ada yang teriak “kau patah balik!” kepada petugas sehingga kan ada yang lempar kayu kearah mereka.

Dalam video kedua, ketua kampung sampai turun padang untuk ‘tarbiahkan’ penduduk mereka sampai dibantu oleh pihak polis nak educate mereka ni.

 

Ketua kampung & polis berbuih mulut educate orang kampung

 

 

 

Walaupun dah dipesan dan diajar tentang virus ini mereka tetap ‘tak makan saman’ masih lagi enggan menerima jenazah tersebut.

“Saya di dalam ambulans, saya gak takut,” kata ketua kampung yang memakai pakaian lengkap perlindungan itu kepada penduduk.

“Bapak gak takut, tapi warga sini takut, pak,” jawab salah seorang penduduk.

Kejadian lebih tragis dalam video ketiga, saat petugas medik terpaksa gali semula makam  tersebut dan membawa jenazah keluar semula.

 

Terpaksa gali balik kubur, orang kampung baling batu

Tampak lebih dari lima orang petugas yang memakai PPE keluar dari area pemakaman. Namun apa yang terjadi, mereka dilempari batu oleh penduduk yang menyaksikan proses tersebut.

Sampaikan salah seorang petugas hilang sabar dan teriak kepada penduduk itu.

Jangan lempar batu, kita juga manusia, Bro!”

Tak berhenti di situ, kejadian mendukacitakan itu kembali terjadi saat ambulans dan rombongan petugas meninggalkan lokasi pemakaman tersebut. Sorak sorai penduduk seakan puas kerana berjaya ‘mengusir’ jenazah virus corona tersebut.

 

Akibat kejadian yang mendukacitakan ini, ketua kampung, Achmad Husein meminta maaf kepada masyarakat.

Video permohonan maaf itu, dimuat naik menerusi Instagram peribadinya.

 

Saya mohon maaf kepada seluruh warga masyarakat atas kejadian pemakaman hari ini. Mungkin karena kami kurang sosialisasi dan mengedukasi masyarakat dengan baik” –  Achmad Husein

Ia juga berpesan agar masyarakat bersikap toleransi kepada korban virus corona.

“Tapi saya juga memohon kepada masyarakat untuk mengerti” 

Achmad Husein juga menjelaskan jika penularan corona lebih berbahaya antara orang yang masih hidup daripada pada jasad yang dah mati.

Pasalnya, penularan boleh terjadi melalui aktiviti kecil manusia seperti berbicara, bersin, dan batuk.

“Sebab orang hidup itu bisa bicara, bisa batuk dan bisa bersin. Sedangkan orang meninggal tidak bisa sama sekali,”

Virus memang bahaya dan kita tak boleh dekat dengan pesakit yang positif ataupun jenazah tapi itu tak bermakna kita kena menzalimi mereka.

 

Baca : “Hormat lah yang dah meninggal tu” – Penduduk Tak Terima Mayat Pesakit Covid-19, Kubur Digali Semula Sebab Takut Berjangkit

Kuburcovid

Ikuti kami di Facebook, Youtube, Twitter, and Instagram untuk berita terkini setiap hari.