Semakin hari, semakin meningkat kes COVID 19 di Indonesia. Bukan saja kes jangkitan yang meningkat, kes kematian di sana juga tidak kurang banyaknya.
Pilu dengan pemergian isterinya akibat COVID 19, seorang lelaki di Indonesia telah menceritakan detik-detik akhir pemergian wanita tersebut di Twitter. Berikut perkongsiannya di Twitter yang telah mendapat 30,000 retweet dan lebih 95,000 likes.
“Setelah pemakaman di malam itu, aku kembali lagi ke rumah isolasi mandiri. Seorang diri”
Menurut lelaki bernama Ihsan ini, isterinya yang bernama Amirah Lahaya merupakan seorang wanita yang hebat dan sangat sabar orangnya.
Beberapa jam sebelum meninggal dunia, Amirah sempat menghubungi Ihsan dan memberitahu yang dia akan dipasangkan ventilator dan mungkin tidak dapat dihubungi lagi selepas ini. Pasangan ini mempunyai seorang anak perempuan berusia 16 bulan.
Bismillah, ini hari kedua sejak istriku dimakamkan di Pemakaman Khusus Covid di Macanda, Gowa, Sulawesi Selatan. Setelah pemakaman di malam itu, aku kembali lagi ke rumah isolasi mandiri. Seorang diri. pic.twitter.com/6w29jKGrqK
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Almarhumah Amirah Lahaya bukan hanya sekedar istriku. Amirah adalah guruku. Orang yang membuat pribadi dan hidupku jauh lebih baik. Dalam hidupnya, tidak pernah sekalipun ia tidak mendukungku. Ia menyemangatiku, mendoakanku, mencita-citakan kebaikan untukku, menjaga nama baikku.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Beberapa jam menjelang kepergianmu, kamu masih sempat menghubungiku, meminta untuk mengikhlaskan keadaanmu yang telah seminggu terbaring. Aku iyakan, aku ikhlaskan, agar hatimu damai. Hari itu, tak pernah kusangka, perjanjianmu dengan Allah SWT sudah sampai di penghujungnya. pic.twitter.com/ywvrCsD8Ow
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Mohon doanya untuk Aruna Zakiyah Ihsan. Putri kami yang berusia 16 bulan. Semoga Aruna tumbuh menjadi anak yang sehat, salehah, cerdas, dan bermanfaat untuk orang banyak ?? pic.twitter.com/SYvvOTkpDl
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
“Doktor mengatakan hasil swab kelmarin positif. Di sanalah Allah memberikan tanda kepergianmu”
Menurut Ihsan, semuanya bermula pada pagi isterinya diberitahu doktor bahawa dia positif COVID 19 hasil daripada ujian swab tempoh hari.
Selepas dari itu, isterinya terus dibawa ke hospital dan itulah kali terakhir dia mendampingi isterinya di dalam ambulans kerana dia harus menjalani kurantin mandiri di rumah pula.
Kita selesai menonton film itu pada pukul 10.00 pagi. Tidak lebih dari 15 menit kemudian, dokter menelfonku, aku terisak. Aku sengaja mengambil jarak darimu. Dokter mengatakan hasil swab kemarin positif. Di sanalah Allah memberikan tanda kepergianmu.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Esoknya, Sabtu (19/09/2020), dokter mengabariku bahwa kamu harus dipindahkan ke ICU. Memang kadar trombosit, leukosit, dll, dalam darahmu terus turun semenjak diopname di RS sebelumnya. Tubuhmu berjuang melawan virus itu. Engkau selalu mengabariku meski sakitmu semakin parah.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
“Kondisimu terus menurun. Kamu telefon aku baik-baik, meminta izin untuk dipasangkan ventilator”
Namun malangnya keadaan isteri Ihsan kian memburuk. Dia, isteri dan anak terpaksa tinggal berasingan.
Disebabkan paras oksigen di dalam badan isterinya semakin menurun, isterinya meminta izin untuk dipasangkan ventilator. Tidak lama kemudian doktor memberitahu yang isterinya sudah tiada. Allah…
Namun kondisimu terus menurun. Senin berlalu, selasa berlalu. Rabu datang, dan kamu telfon aku baik-baik, meminta izin untuk dipasangkan ventilator karena saturasi oksigen di tubuhnya tinggal 74%. Kubaca di internet, saturasi untuk tetap hidup minimal 95%.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Tidak berapa lama, seorang perempuan menelfonku, dia perawat di ruangan ICU. "Ibu sudah tidak ada, pak". Di situlah duniaku tiba-tiba gelap, langit runtuh, tanah yang kupijak amblas ditelan bumi.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
“Sebagai seorang suami, aku ingin melaksanakan wasiatmu: dibersihkan jenazah dan disolatkan”
Terpaksa menerima berita kematian isterinya dengan hati yang penuh duka, Ihsan menunaikan wasiat si isteri yang mahu jenazahnya dimandikan dan disolatkan oleh suami.
Sama seperti SOP di Malaysia, Ihsan juga dipakaikan PPE untuk menguruskan jenazah.
Sebagai seorang suami, aku ingin melaksanakan wasiatmu: dibersihkan jenazah dan disalatkan. Aku membawa pakaian ganti, dan tim dokter dan perawat memakaikanku APD selama 30 menit.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Sedihku tak terbayang di hati, namun aku tak mau menangis. Di ruang itulah, aku melihatmu kembali. Wajahmu tidak berubah, tiada beda seperti ketika aku membuka pintu kamar tidur kita dan melihatmu tertidur bersama Aruna, ketika engkau masih hidup.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Setelahnya, aku dan para perawat membungkus jenazahmu. Amirah, kamu cantik dan selalu tersenyum seperti saat hidupmu. Tak terasa, proses mengkafanimu telah selesai. Aku memimpin salat jenazah. Pintu dibuka sedikit, agar keluargamu bisa ikut salat 25 meter di belakang sana.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
“Selamat jalan isteriku. Aku dan Aruna ikhlas menerima semuanya”
Setiap yang hidup pasti akan merasa kematian. Dengan hati yang berat, Ihsan terpaksa menerima kematian isterinya dengan hati yang ikhlas. Apa-apapun marilah kita doakan semoga dia dan anaknya tabah menghadapi dugaan ini.
Al fatihah…
Pukul 22.30, berangkatlah kita menuju Pemakaman Pemprov Sulsel di Macanda, Gowa. Di sana, dibuka tanah baru untuk kompleks pemakaman khusus covid.
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Selamat jalan istriku. Aku dan Aruna ikhlas menerima semuanya, seperti ajaranmu kepadaku semasa hidupmu yang indah itu. Cintamu yang suci telah mengubah hidupku. Selamat jalan bidadari surgaku. Insyaallah engkau syahid karena berpulang oleh wabah. Sampai jumpa lagi di alam sana!
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Ini lagu yang terdengar saat adegan pembicaraan terakhir Zainuddin-Hayati, film yang terakhir kali kita berdua tonton di rumah sakit, istriku.
Semoga engkau dibaluti Rahmat Tuhan di sana!https://t.co/zpZWXf5pkP
— ihsan (@ihsanjie) September 25, 2020
Meleleh air mata admin baca kisah si suami ini. Semoga terus tabah!
Baca: “Gugur di medan perang”- Seramai 100 Doktor Muda di Indonesia Meninggal Dunia Akibat Covid-19